TARIAN TIDETIDE
TARIAN TIDETIDE
Tidetide
adalah tarian khas Halmahera Utara yang biasanya dipentaskan pada acara
tertentu seperti pada pesta perkawinan adat atau pesta rakyat. Gerakan
pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan
sebagai bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari
pergaulan. Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita
yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan tifa, gong dan biola.
tarian Tide-Tide yang berasal dari daerah ternate dan tarian tersebut
mempunyai ciri khas adat seatoran Maluku kie raha sehingga tarian ini di
pakai dalam upacara perkawinan maupun acara hajatan dan lain-lain.
Tarian ini memiliki arti kesuburan alam
semesta serta motif-motif mistik. sebagai tarian adat tide-tide
merupakan bentuk tarian tradisional yang sudah sangat kuno. Tarian ini
aslinya tidak bersifat liris, ditarikan secara duet oleh penari putera-
puteri dalam 2 sampai 6 pasangan.
Sumber : halmaheraurata.com
TARIAN CAKALELE
TARIAN CAKALELE
Tarian
Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan
untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah ini maupun untuk acara
yang bersifat adat. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan
parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu
tangan). Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian
perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan
penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng
(salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang
diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari perempuan
mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso)
di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari
dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang
ditiup
Keistimewaan tarian ini terletak pada
tiga fungsi simbolnya. (1) Pakaian berwarna merah pada kostum penari
laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta
keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang. (2)
Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus
dipertahankan hingga titik darah penghabisan. (3) Tameng (salawaku) dan
teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan
protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada
masyarakat.
Sumber : halmahera.com
TARIAN GUMATERE
TARIAN GUMATERE
Dimaksudkan
untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang
sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan
wanita. Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari
wanita menggunakan lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang
penari akan menggunakan kain hitam, nyiru dan lilin untuk ritual
meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian
tradisional rakyat Morotai.
Sumber : halmahera.com
TARIAN DENGEDENGE
TARIAN DENGEDENGE
Selain
Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian
pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita
sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki
makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri
dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan
wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling
berbalas-balasan.
Sumber : halmahera.com
0 komentar:
Posting Komentar